Selasa, 13 September 2016

Din Syamsuddin: Indonesia Bukanlah Negara Islam dan Pemerintah Bukan Ulil Amri



Dalam sebuah wawancara dengan reporter Suara Islam, Abdul Halim, Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Din Syamsuddin, MA. Menyatakan bahwa Indonesia bukanlah negara Islam, dan pemerintah Indonesia bukanlah ulil amri. Hal itu dikatakan Din Syamsuddin seputar penolakannya terhadap sidang isbat dan pendapatnya mengenai pemerintah Indonesia yang dinilainya bukanlah ulil amri.

Dalam penetapan awal Ramadhan lalu, apakah pemerintah bisa dikatakan sebagai ulil amri sehingga ditaati seluruh keputusannya ?

Masalah penetapan awal bulan Ramadhan lalu yang dilakukan pemerintahan Republik Indonesia bukanlah ulil amri (para pemimpin bagi umat Islam). Pemerintah Republik Indonesia bukanlah negara Islam, sehingga tak pantas jadi ulil amri. Kalau ditarik pemerintah ulil amri yang harus ditaati, mohon maaf kami tidak sependapat. Pemerintah bukanlah ulil amri, ini bukan negara Islam. Pembentukan atau pemilihan keyakinan itu bukan berdasarkan syariat Islam.
Apakah Kemenag juga bisa disebut sebagai ulil amri ?
Apalagi Kemenag, kalau harus dianggap ulil amri kami tidak sependapat. Sebuah pemerintah yang masih berlaku korup yang melakukan korupsi terhadap kitab suci, ini jauh dari kriteria yang ditaati. Alasan ulil amri harus ditaati dalam hal ini (awal Ramadhan) batal demi hukum. Saya kira biarlah umat Islam menjalankan ibadahnya, insya Allah umat Islam cukup dewasa untuk berbeda pendapat. / http://www.suara-islam.com/Rabu, 22/08/2012

Aparat Seakan Begitu Antusias Untuk Menakuti Rakyat

Kalimat itu tersembul dalam doa yang menggemparkan. Doa yang penuh dengan nuansa kritik kepada rezim Joko Widodo (Jokowi) mengakhiri sidang ‎bersama MPR/DPR/DPD yang dihadiri oleh Presiden Jokowi dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) di gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (16/8/2016). (Baca: Doa Anggota DPR Usai Pidato Presiden di Parlemen Penuh Nuansa Kritik Kepada Rezim Jokowi)
Doa tersebut dibacakan oleh anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Gerindra, Muhammad Syafi’i. Syafi’i mengatakan saat memimpin doa penuh dengan improvisasi dan tanpa teks. Doa tersebut, menurut Syafi’i merupakan refleksi dari hari kemerdekaan dan sesuai dengan suasana kebhatinan yang dirasakan masyarakat sekarang. Dia mengakui curahan hati masuk ke dalam doa.
“Nggak (pakai teks) muncul begitu saja. Dan, alhamdulillah dikasih hidayah sama Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” kata Syafi’i setelah sidang bersama selesai. Dia menekankan tidak ada tekanan dari pihak manapun ketika memimpin doa kali ini. (Baca: Berikut Ini Petikan Doa Bernuansa Kritik yang Diucapkan Syafi’i Kepada Rezim Jokowi)
***
Berikut ini transkrip sebagian isi doa tersebut:
Kejahatan seperti diorganisir. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat. Hari ini di kota Medan Sumatera Utara, 5000 kk rakyat Indonesia sengsara dengan perlakuan aparat negara, ya Rabbal ‘alamiin.
Ya Allah lindungilah rakyat ini. Mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan kepada pemerintah.
Ya Allah, kalau ada mereka yang mau bertaubat, maka terimalah taubat mereka ya Allah. Tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang mereka perbuat, gantikan dengan pemimpin yang lebih baik di negeri ini ya Rabbal ‘alamiin.
Berikut ini video lengkap doa yang dipanjatkan Syafi’i pada waktu sidang bersama yang di upload di Youtube dengan judul “Doa MENGGEMPARKAN Setelah Pidato Presiden Di Sidang MPR/DPR 16 Agustus 2016”; https://youtu.be/iiUgLgpaB-w.

Sumber : MANJANIK

Suported By :

Gamis Katun Dan Pakaian Anak Ummu Nuriel
Sedia Baju Anak Branded dan Gamis Katun Jepang Murah Berkualitas
Pin BB : 27e3c74e
WA :+6282242318804
FB : Gamis Katun Dan Pakaian Anak Ummu Nuriel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan baik dan santun