Minggu, 28 Agustus 2016

Banjir di Kemang, Ahok: Sedang Dipelajari, Banjirnya Sekarang Pindah-pindah



Banjir hebat melanda kawasan Kemang, Jaksel pada Sabtu kemarin. Gubernur DKI Basuki T Purnama mengatakan banjir di Jakarta sekarang pindah-pindah.

"Kami sedang pelajari kenapa banjir ini terjadi. Yang pasti banjir di Jakarta sekarang pindah-pindah," ujar Ahok dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Minggu (28/8/2016).

Ahok mengatakan curah hujan di Jakarta saat ini hampir semuanya merata. Hal itu menyebabkan banyak wilayah yang berpotensi tergenangi banjir

"Curah hujan besar terjadi hampir mirip dan merata. Tidak ada hubungan dengan pasang surut laut. Banjirnya di Jakarta pindah-pindah. Kami evaluasi," kata Ahok.

Banjir yang terjadi pada Sabtu kemarin sebagian besar terjadi akibat meluapnya Kali Krukut. Karena sebab inilah kawasan Kemang terutama di depan Kemang Square lumpuh total pada Sabtu malam kemarin. Sejumlah mobil juga terendam di dalam basement.

Banjir juga terjadi di Petogogan, Kebayoran Baru dan Kampung Makassar Jaktim. Air sudah mulai surut namun belum sepenuhnya hilang. 


Gerindra DKI: Ahok Jangan Hanya Menyalahkan Soal Banjir, Harus Introspeksi


Sejumlah wilayah di Jakarta, khususnya selatan, terendam banjir akibat diguyur hujan deras. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diminta introspeksi dan melakukan upaya maksimal.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari F-Gerindra Syarif menilai Ahok belum menunjukkan kinerja maksimal menanggulangi banjir. Dia menyebut Ahok tengah galau karena terlalu banyak mengurusi masalah Pilgub 2017. 

"Itu si Ahok biasa itu mah selalu menyalahkan orang-orang miskin, orang-orang di pinggir kali. Tidak ada introspeksi apa yang terjadi di internalnya. Itu mengapa Ahok menjauh dari rakyat miskin," ujar Anggota DPRD dari F-Gerindra saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Minggu (28/8/2016).

Dalam kasus banjir parah di wilayah Kemang dan Petogogan Jakarta Selatan, Syarif menganalisa ada dua masalah yang harus segera diselesaikan Ahok. Pertama adalah masalah pengawasan yang minim dan evaluasi terhadap program-program yang tidak relevan. 

Insert : Gamis Katun Jepang Murah Berkualitas
Pin BB : 27e3c74e
WA :+6282242318804
FB : Gamis Katun Dan Pakaian Anak Ummu Nuriel


"Pertama dari sisi perawatan rutin terhadap drainase kita, drainase kita diakui gubernur buruk karena itu pengawasannya tidak maksimal. Kemudian proyek-proyek yang harus dievaluasi. Proyek dari Dinas Tata Air dan Bina Marga itu kadang kan enggak nyambung," paparnya.

Menurut Syarif, Ahok harus melibatkan masyarakat luas untuk sama-sama membantu menjalankan program Pemprov DKI. Ia menambahkan, sebesar apapun anggaran yang digelontorkan untuk mengatasi banjir, semuanya akan percuma kalau Ahok hanya bekerja sendiri.

"Dia harus kerja keras, harus bisa merangkul semua masyarakat untuk membantu. Mereka tidak bisa membangun sendiri. Dengan uang triliunan pun tidak bisa membangun atau mengatasi banjir jika tidak diikuti masyarakat," kata Syarief.

Ahok sebelumnya telah menyatakan, Jakarta Selatan memang wilayah yang rentan banjir. Namun Ahok meyakini masalah banjir di Jakarta bisa selesai jika normalisasi sungai bisa diselesaikan. 

"Kalau selatan saya jamin tidak akan lebih dari sehari berhenti, hitungan jam selesai, makanya kita kerjain," kata Ahok saat diwawancarai wartawan di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (27/8/2016) malam. 

Ahok mengatakan, Pemprov DKI Jakarta masih berupaya untuk mengatasi banjir dengan melakukan normalisasi sungai. Salah satu caranya dengan pengerukan kali dan penertiban permukiman di bantaran kali. Namun menurutnya, upaya ini masih cukup sulit dilaksanakan.

"Makanya kalau saya mindahin orang, normalisasi sungai, jangan marahi saya dong," ucap Ahok.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan. Menurutnya Kemang bisa kebanjiran karena normalisasi Kali Krukut dan Kali Grogol belum maksimal.

"Faktor yang pertama itu karena meluapnya Kali Krukut. Kita belum maksimal di sana. Kenapa? Di sana banyak berdiri bangunan liar, lebar kalinya menyempit. Jadi upaya yang kita lakukan belum maksimal. Sedimen lumpur tinggi," ujar Teguh saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/8/2016).


sumber : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar dengan baik dan santun